Mengenal Internet Of Things (IoT)
Internet of Things ( IoT). telah
menjadi Buzzword yang sering diucapkan para pengguna Internet
di Indonesia akhir-akhir ini. Pada intinya IoT mempunyai pengertian bahwa
Internet telah berintegrasi ke komputer kita, ponsel, dan peralatan elektronik
lainnya, dan mulai hidup di benda-benda sekitar kita, dari lemari es, termos,
kursi, meja, lampu lalu lintas, lampu belajar, dan masih banyak benda yang
dimungkinkan untuk ‘ditanami’ internet.
Beberapa penelitian awal
mengenai konsep IoT salah satunya dilakukan oleh Neil Gershenfeld dari
Massachuset Institute Technology (MIT) media Lab. Pak Neil menyebutnya ‘Internet
O’, konsep yang mengeksplor bagaimana objek (benda) dapat berkomunikasi dengan
kita, bagaimana cara kita berkomunikasi dengan benda-benda tersebut, dan
bagaimana benda-benda tersebut dapat berkomunikasi satu sama lain, sehingga
kita dapat mengendalikan kehidupan menjadi lebih baik.
Pada tingkat konsumen, kita
ambil sebuah contoh menjadikan rumah lebih pintar dan efisien dengan
menghubungkan pendingin udara, oven, lampu teras, sehingga sebelum sampai ke
rumah kita dapat mengirimkan pesan kepada mereka untuk siap ‘melayani’ kita (ideas.ted.com).
Dalam skala yang lebih
luas, sebagai contoh New York memanfaatkan IoT untuk menanggulangi salju dari
sensor yang melekat pada bajak salju dan teknologi pemetaan interaktif, warga
mendapatkan banyak informasi tentang kondisi jalan dan dapat meminta dinas
kebersihan jalan untuk membersihkan jalan dari salju secara lebih efektif (theinternetofthings.eu).
Kebijakan IoT Pemerintah
Berbagai Negara
Pemerintah negara-negara
Asia seperti China dan India telah melihat peluang dan tuntutan IoT di masa
depan yang akan mengubah kehidupan sosial, ekonomi, juga politik, sehingga
pemerintah merasa perlu untuk mengeluarkan kebijakan yang akan me-leading arah
pembangunan IoT.
Awal tahun ini, pemerintah
India mengeluarkan dokumen kebijakan IoT yang menargetkan $15 Miliar Pasar IoT
di India pada tahun 2020. Langkah pertama untuk menuju cita-cita tersebut telah
dimulai baik oleh sektor pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh Tata Motors,
produsen kendaraan komersial terbesar di negara tersebut telah mulai menempatkan
sensor ke dalam truck dan telah membangun model layanan yang
memungkinkan pemilik armada dapat mengetahui secara lebih luas kendaraan yang
sedang digunakan dan memprediksi potensi kerusakan (economictimes.indiatimes.com).
IoT telah menjadi rencana
kerja resmi pemerintah China dan dengan cepat menjadi industri strategis dengan
Jiangsu menjadi kota pusat pembangunan IoT yang telah dimulai sejak tahun 2009.
Dalam rencana lima tahunan China, IoT adalah salah satu dari tujuh strategi
industri berkembang (Strategic Emerging Industry) dengan alokasi dana dari
pemerintah sebesar 5 Miliar RMB (Renminbi atau CNY-China Yuan) untuk 5 tahun ke
depan. Pemerintah-pemerintah daerah China telah beramai-ramai mengalokasikan
dana untuk membangun ‘Smart Cities’(technode.com).
Berdasarkan proyeksi data
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) diperkirakan pengguna
Internet di Indonesia akan mencapai 139 Juta pada tahun 2015. Di mana pengguna
mayoritas berada pada usia 16-25 tahun. Bagaimanakah dengan kebijakan pemerintah
Indonesia mengenai strategi pembangunan IoT? nantikan pembahasan selanjutnya.
(MJ/hdn)
Referensi:
§ http://ideas.ted.com/2014/10/02/whats-next-for-the-internet-of-things/
§http://economictimes.indiatimes.com/industry/auto/news/auto-technology/on-way-to-15-billion-market-internet-of-things-gaining-ground-in-india/articleshow/45214784.cms
§ http://technode.com/2012/05/14/internet-of-things-not-just-a-concept-for-fund-raising/
§ http://www.theinternetofthings.eu/brian-heaton-internet-things-helps-cities-snow-removal
Komentar
Posting Komentar