Gadget dan Interaksi Sosial
Gadget dan Interaksi Sosial
Saat ini bisa dikatakan hampir semua
orang menggunakan gadget, mulai dari smartphone, tablet ataupun
laptop. Bila kita amati di berbagai tempat mulai dari sekolah, kantor, mall sampai
kendaraan umum, begitu banyak orang disibukkan dengan gadget-nya. Gadget
menjadi magnet yang sangat menarik dan menjadi candu, sehingga berkomunikasi
melalui dunia maya menjadi kewajiban setiap hari dan bisa menghabiskan waktu
berjam-jam.
Gadget
memungkinkan kita berhubungan dengan jutaan orang di berbagai belahan dunia,
bahkan yang tidak kita kenal sekalipun. Dengan gadget, interaksi sosial yang
pada awalnya harus bertatap muka sekarang tidak harus bertatap muka. Interaksi
antar manusia pun kini secara perlahan tergantikan dengan interaksi manusia
dengan gadget. Kapanpun dan di manapun orang selalu tergantung dengan
gadgetnya. Banyak orang yang lebih asyik dengan gadgetnya ketimbang
berinteraksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Orang lebih suka mencari
teman di media sosial ketimbang berkenalan dengan teman satu bangku di
kendaraan umum. Terkadang kita berada dalam satu ruangan yang sama namun tidak
terlibat dalam sebuah pembicaraan, semua sibuk dengan gadget masing-masing.
Asyik dengan dunianya sendiri. Teman-teman di jejaring sosial pun nampak lebih
dekat dan nyata dibanding keberadaan tetangga kita sendiri. Orang kemudian
menjadi begitu terobsesi dengan dunia maya dan menarik diri dari lingkungan
sosialnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai gangguan kepribadian
seperti sikap menyendiri, antisosial, cenderung tidak peka dengan kebutuhan
orang sekitar, individualistis dan lain-lain.[1]
Perkembangan
gadget saat ini telah mengalahkan realitas yang sesungguhnya dan menjadi trend baru
bagi masyarakat. Dunia maya yang bersifat semu lebih dipercaya ketimbang
kenyataan sehari-hari. Inilah yang disebut Hiperrealitas yaitu realitas yang
berlebih, padahal sesungguhnya semu dan penuh rekayasa. Perbedaan antara yang
nyata dan maya, yang asli dan palsu sangat tipis dan sulit dibedakan.[2]
Banyak orang
yang suka meng update statusnya di jejaring sosial dan
mendapat simpati ataupun komentar dari teman-temannya di dunia maya. Kita
merasa memiliki begitu banyak teman padahal bisa jadi orang yang ketika di
dunia maya memberi komentar dan simpati (like), ketika bertemu bahkan
saling tidak peduli. Perbedaan tentunya pasti kita rasakan ketika interaksi
sosial terjadi secara langsung daripada hanya sebatas virtual.
Mimik muka, bahasa tubuh, sentuhan, mungkin tidak bisa kita rasakan secara
nyata.
Pada
akhirnya gadget hanyalah alat yang memiliki sisi positif dan negatif,
ditentukan oleh penggunanya. Lewat SMS, Telepon, Video, Skype, dan lain-lain
kita bisa berkomunikasi dengan lebih mudah dan murah namun penggunaan gadget
yang berlebihan dapat membuat interaksi sosial memudar, menghilangnya pembatas
antara dunia nyata dan maya serta menimbulkan berbagai gangguan kepribadian. Marilah
lebih bijak dalam penggunaannya. (BPPTIK/ER/rie/hdn)
[2] http://fordiletante.wordpress.com/2008/04/15/kebudayaan-postmodern-menurut-jean-baudrillard/
Komentar
Posting Komentar