SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELITUS
PENYAKIT DIABETES MELITUS MENGGUNAKAN
METODE DHEMSTER SHAFER
Aryati Wuryandari, S.T., Depi Trisnawati*
Abstrak : Diabetes
Melitus merupaka penyakit menahun yang menjadi problem kesehatan masyarakat di
Indonesia . Diperkirakan pada tahun 2020 akan ada 21.3 juta penderita Diabetes
yang harus dikelola dengan baik agar tidak terjadi komplikasi atau penyulit
yang memberatkan.( Hasil Konsensus Perkeni 2011).
Penelitian ini bertujuan Bagaimana membuat sistem pakar
sebagai alat bantu pendiagnosa penyakit Diabetes Melitus. Knowledge base dari
system pakar ini didapat dari wawancara dengan dokter spesialis penyakit dalam
di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, pustaka, observasi dan hasil
penelitian. Sistem Pakar ini menggunakan metode Dhemster Shafer. Sesi
konsultasi pada sistem ini berupa dialog interaktif antara user dengan sisitem
pakar mengenai penyakit Diabetes. User memilih dari gejala yang diajukan oleh
system, dan sistem memberikan informasi mengenai kemungkinan diabetes,
diagnosis diabetes, dan saran terapi bagi user.
PENDAHULUAN
Diabetes
merupakan penyakit penyebab kematian yang mempunyai rank cukup tinggi didunia
termasuk di Indonesia. Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Pusat Prof
Sidartawan Soegondo mengatakan penderita diabetes di Indonesia cenderung naik
dari tahun ke tahun. Sebagian besar penderita mengidap penyakit ini akibat
faktor keturunan dan pola hidup yang tidak sehat. Diabetes Melitus juga
merupakan penyakit menahun yang menjadi problem kesehatan masyarakat di
Indonesia. Berdasarkan Konsensus perkeni 2011 diperkirakan pada tahun 2020 akan
ada 21,3 juta penderita Diabetes Melitus yang harus dikelola dengan baik-baik
agar tidak terjadi kompliksi yang memberatkan. Dan setiap detik ada satu orang
penderita Diabetes Melitus didunia ini yang meninggal. (Hasil Konsensus Perkeni
2011). Penyakit diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan
tubuh untuk menghasilkan hormone insulin untuk menguraikan glukosa yang masuk
dalam tubuh. Untuk dapat melakukan control pola makan dan terapi penyakit
diabetes, harus dilakukan upaya pengenalan tanda-tanda diabetes sejak dini yang
muncul pada diri seseorang.Penandaan sejak dini untuk mendiagnosa Diabetes bisa
dilakukan di Rumah Sakit Yang memiliki Peralatan lengkap dan tersedia dokter
spesialis penyakit dalam yang ada di Rumah sakit besar dikota setempat. Akan
tetapi untuk msyarakat yang bertempat tinggal jauh dari jangkauan Rumah Sakit
yang memiliki perlengkapan medis dan tersedia dokter yang berkecimpung dalam
menangani masalah Diabetes akan mengalami kesulitan ketika akan berkonsultasi
kemungkinan terkena penyakit diabetes. Sistem
Pakar merupakan sistem yang mengadopsi pengetahuan manusia yakni Pakar ke
komputer. Mengingat angka kematian yang cukup tinggi akibat Diabetes Melitus
dibangunlah sebuah Sistem Pakar untuk membantu penderita maupun orang awam
untuk mengatasi penyakit Diabetes Melitus menggunakan metode Dhemster Shafer.
DASAR
TEORI
1.
Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang
menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah
yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut
(Martin dan Oxman, 1998). Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung
aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara
lain: pembuatan keputusan (decision making), pemaduan pengetahuan (knowledge
fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning),
prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling),
diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining),
pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Selain itu
sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang
pakar (Martin dan Oxman, 1998).

Gambar
Konsep dasar fungsi system pakar
Tujuan dari
suatu sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang
pakar ke dalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).
Aktivitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaran adalah :
a.
Knowledge
Acquistion (dari pakar atau sumber lainnya)
b.
Knowledeg
Representation (ke dalam komputer)
c.
Knowledge
Inferencing
d. Knowledge Transfering
Alasan mengapa sistem pakar dikembangkan untuk
menggantikan seorang pakar, diantaranya :
a.
Dapat
menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.
b.
Secara
otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
c.
Seorang
pakar akan pensiun atau pergi
d. Seorang pakar adalah mahal.
e.
Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan
yang tidak bersahabat (hostile environtment).
2. Diabetes Melitus
2. Diabetes Melitus
Diabetes
disebabkan karena tubuh tidak dapat menyerap gula darah skibat insulin yang
dihasilkan oleh pangkreas sedikit atau tidak dapat berproduksi. Sehingga gula
darah menumpuk didalam darah. Pada kondisi ini tekanan gula darah penderita
akan tinggi. Diabetes melitus memiliki jenis Tipe 1 dan Tipe 2. Diabetes Tipe 1
yaitu tidak berfungsinya pangkreas dalam memproduksi insulin sehingga tidak
mampu menyerap glukosa menjadi energi, penumpukan gula darah akan terus tinggi
didalam darah. Diabetes Tipe 2 yaitu pangkreas masih menghasilkan insulin namun
sedikit kemudian insulin yang sedikit itudiserap lemak tubuh, sehingga tubuh
masih kekurangan insulin untuk menyerap gula dalam darah (Bilous , 2003: 10)
Insulin bentuknya unik, menempel dalam wadah-wadah khusus
pada permukaan sel-sel di seluruh tubuh. Dengan cara demikian, insulin membuat
sel-sel sari gula dari darah dan mencegahnya untuk menghancurkan protein dan
lemak. Hanya hormone insulin yang dapat menurunkan gula darah dengan berbagai
cara, yakni :
1)
Dengan meningkatkan jumlah gula yang disimpan
di dalam hati berbentuk glikogen.
2) Dengan mencegah hati
mengeluarkan terlalu banyak gula.
3) Dengan merangsang sel-sel
tubuh agar menyerap gula.
Mekanisme lain
di dalam tubuh bekerjasama dengan insulin untuk mempertahankan tingkat gula
darah yang tepat. Jadi, insulin adalah satu-satunya zat di dalam tubuh yang
dapat menurunkan tingkat gula darah. sehingga jika suplainya berkurang, seluruh sistem tidak
seimbang lagi. Setelah makan, tidak ada yang mengerem penyerapan gula dari
makanan, sehingga tingkat gula dalam darah meningkat. Jika konsentrasinya
melebihi tingkat tertentu, gula mulai keluar dari darah ke dalam urin. Infeksi,
seperti sistitis (radang kandung kemih) dan sariawan dapat lebih cepat
berkembang jika urin manis, karena kuman-kuman berkembang lebih cepat. Akibat
lain naiknya gula darah adalah buang air kecil lebih sering, sebab kelebihan
gula dalam darah disaring keluar oleh ginjal dengan mengeluarkan lebih banyak
garam dan air. Kelebihan produksi urin ini disebut poliuria, yang merupakan gejala
awal diabetes. Jika tidak segera diobati, penderita akan mengalami dehidrasi
dan kehausan. Selain mengatur gula darah, insulin juga
mencegah turunnya berat badan dan membantu membuat jaringan tubuh. Maka orang
yang gagal atau kurang menghasilkan insulin biasanya akan kehilangan berat
badan.(Bilous, 2003 :11). American Diabetes Association (ADA) malah
menganjurkan bahwa pengobatan diabetes harus sedini mungkin. Berdasarkan
pengalaman riset selama 15 tahun, bila glukosa darah di atas 140 mg/dl, si
pasien harus cepat ditangani agar jangan sampai terjadi kerusakan organ tubuh
dan timbul komplikasi. Apabila kadar glukosa darah puasa antara 111-125 mg/dl,
itu disebut keadaan glukosa puasa yang terganggu atau Impaired Fasting Glucose
(IFG). Adapula yang menamakannya Border line Diabetes atau Prediabetes. Apabila
keadaan ini terjadi dokter harus mengambil langkah untuk mengontrol glukosa
darah agar tidak timbul komplikasi serius di kemudian hari.

3.
Metode Dhemster Shafer
Metode Dhemster Shafer merupakan metode yang berdasarkan
fungsi kepercayaan dan penalaran yang masuk akal yang digunakan untuk
mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi
kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur
P. Dempster dan Glenn Shafer.
P. Dempster dan Glenn Shafer.
Teori
Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval :
[Belief, Palusibility]
Dimana :
Belief
(Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpinan proposisi.
Jika bernilai 0 mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan Palusibility (Pl)
jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
Plausibility
dinotasikan sebagai : Pl(s) = 1 – Bel(Øs)
Jika
yakin akan Øs maka dikatkan bahwa Bel(s) = 1 dan pl(Øs) = 0.
Pada
teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discernment yang dinotasikan
dengan q(theta) dimana frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan
hipotesis. Misal q = {A,B,C}
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian untuk membuat sebuah aplikasi yang membantu
penderita maupun orang awam untuk mengetahui apakah dirinya terkena diabetes
melitus atau tidak. Dari penelitian ini akan memberikan informasi kepada user
yakni penderita dan orang awam mengenai macam Penyakit Diabetes dan
penggolongannya, penyebab penyakit Diabetes berdasarkan jenisnya, gejala yang
dialami penderita diabetes, faktor kemungkinan seseorang terkena Diabetes,
terapi penyembuhan, pencegahan (Saran dan Nasehat tentang pola makan untuk
menghindari penyakit Diabetes). Sistem pakar sebagai alat bantu pendiagnosa
penyakit diabetes ini dalam akuisisi pengetahuan yang bersumber dari wawancara
dan diskusi dengan penderita diabetes, pakar yakni dokter, pustaka, hasil
penelitian.
ANALISIS
DAN PERANCANGAN SISTEM
Desain
sistem ini akan dibuat secara umum yang mempunyai tujuan menentukan diagnosa
berdasarkan jawaban-jawaban pasien atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Pada bagian ini akan diberikan gambaran perancangan sistem pakar untuk
mendiagnosa penyakit Diabetes melitus. Adapun desain sistemnya adalah :
a. Diagram Konteks

b . Diagram Arus
Data
b
. Diagram Arus Data Mekanisme inferensi pada sesi konsultasi adalah bagian dari
sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan
berdasarkan urutan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan
user, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan
itu benar.Secara umum, ada dua teknik utama yang digunakan dalam mekanisme
inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward reasoning) dan
penalaran mundur (backward reasoning). Dalam penalaran maju, aturan-aturan
diuji satu demi satu dalam urutan tertentu. Urutan itu mungkin berupa urutan
pemasukan aturan ke dalam basis aturan atau juga urutan lain yang ditentukan
oleh user. Saat tiap aturan diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah
kondisinya benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu disimpan kemudian
aturan berikutnya diuji. Sebaliknya jika kondisinya salah, maka aturan itu
tidak disimpan dan aturan berikutnya diuji. Proses ini akan berulang
(iterative) sampai seluruh basis aturan teruji dengan berbagai kondisi. Mekanisme
inferensi dari sistem pengetahuan sebagai alat bantu pendiagnosa penyakit
diabetes dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Tahap 1 Diagram alir
inferensi Prediksi kemungkinan diabetes
b. Tahap 2 Diagram alir
inferensipenentuan diabetes ringan atau diabetes sedang
c. Tahap 3 Diagram alir untuk
menentukan jenis diabetes
IMPLEMENTASI SISTEM
Berikut
beberapa hasil dari Sistem Pakar Diagnosa Diabetes Melitus yang dibangun :
Dari pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan :
1.
Sistem pakar sebagai alat bantu pendiagnosa penyakit
diagnosa diabetes berfungsi sebagai pendeteksi kemungkinan seseorang akan
terkena diabetes dan memberikan saran serta solusinya.
2.
Mekanisme inferensi dari sistem pakar
sebagai alat bantu pendiagnosa penyakit diabetes ini menggunakan tahapan,
dimana tahap pertama merupakan prediksi seseorang terkena diabetes ringan,
tahap kedua merupakan prediksi seseorang terkena diabetes sedang, dan tahap
ketiga merupakan predikisi seseorang terkena diabetes yang sudah akut.
3.
Sistem pakar sebagai alat bantu
pendiagnosa penyakit diabetes ini juga menyediakan fasilitas penjelasan seiring
jalannya konsulntasi yang berkaitan dengan istilah-istilah kedokteran untuk
mempermudah pemakai menentukan pilihannya dalam menjawab semua pertanyaan yang
disediakan sistem.
4.
Pada prosesnya, sistem pakar sebagai alat
bantu pendiagnosa penyakit diabetes ini memfasilitasi pemakai dalam melakukan
konsultasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, sri dan iswanti,sari.2008.Sistem
Pakar dan Pengembangan. Yogyakarta: Penerbitan Graha Ilmu
Johson,Marilyn.1998.Diabetes, Terapi
dan Pencegahannya (Sickeningly sweet), siboro,P.A.(terj)dan
manulang,J.F.(ed). Bandung:Indonesia
Karyadi, E.2002. Kiat Mengatasi
Penyakit Diabetes,
Hiperkolesterolemia,
dan Diabetes. Jakarta : PT.
Intisari
Mediatama
Kusrini, S.Kom, 2006, Sistem Pakar
Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.
Tjokroprawiro, askandar.2004.Hidup
Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes.Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama
Kusumadewi, S. (2003). Artificial
Intelligence (Teknik
dan
Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Turban, E. (1995). Decision Support
and Expert
System; Management
Support System.Newyork:
Prentice-Hall.
REF : journal.unwidha.ac.id/
REF : journal.unwidha.ac.id/
Komentar
Posting Komentar