AGAMA DAN KONFLIK MASYARAKAT

“AGAMA DAN KONFLIK MASYARAKAT”
SOFTSKILL

NAMA   : Muhammad Iqbal Rizky Triyana
NPM       :16114800
KELAS   : 1KA39


1.       DEFINISI AGAMA (menurut KBBI)

Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
Pada era Order Baru, Agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5 yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era reformasi, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Keppres No.6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui keberadaan agama Kong Hu Cu di Indonesia.

Dibawah adalah macam macam agama yang ada diindonesia.

Agama ISLAM
Nama Kitab Suci                               : Al-Qur’an
Nama Pendiri                                    : Nabi Muhammad SAW
Permulaan                                         : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                                  : Masjid
Hari Besar Keagamaan                     : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah,
                                                            Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut                               : 87,18% jiwa


Agama KRISTEN PROTESTAN
Nama Kitab Suci                               : Alkitab
Nama Pendiri                                     : Yesus Kristus
Permulaan                                          : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                                   : Gereja
Hari Besar Keagamaan                      : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut                                : 6,96% jiwa


Agama KATOLIK
Nama Kitab Suci                               : Alkitab
Nama Pendiri                                    : Yesus Kristus
Permulaan                                         : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                                  : Gereja
Hari Besar Keagamaan                     : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut                               : 2,91% jiwa


Agama HINDU
Nama Kitab Suci                              : Weda
Nama Pendiri                                    : –
Permulaan                                         : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                                  : Pura
Hari Besar Keagamaan                     : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut                              : 1,69% jiwa


Agama BUDDHA
Nama Kitab Suci                               : Tri Pitaka
Nama Pendiri                                    : Siddharta Gautama
Permulaan                                         : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                                  : Vihara
Hari Besar Keagamaan                     : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut                               : 0,72% jiwa


Agama KONG HU CU
Nama Kitab Suci                              : Si Shu Wu Ching
Nama Pendiri                                   : Kong Hu Cu
Permulaan                                        : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah                                 : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan                    : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut                              : 0,05% jiwa


       2.       KONFLIK MASYARAKAT

                Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan dan semangat kerjasama antar anggota masyarakat. Namun sisi yang lain, agama juga dapat sebagai pemicu konflik antar masyarakat beragama. Ini adalah sisi negatif dari agama dalam mempengaruhi masyarakat Dan hal ini telah terjadi di beberapa tempat di Indonesia.

Pada bagian ini akan diuraikan sebab terjadinya konflik antar masyarakat beragama khususnya yang terjadi di Indonesia dalam perspektif sosiologi agama.

Hendropuspito mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari agama.

Dengan menggunakan kerangka teori Hendropuspito, penulis ingin menyoroti konflik antar kelompok masyarakat beragama di Indonesia, dibagi dalam empat hal, yaitu:

A. Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental

Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan itu.

Entah sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat (subyektif) nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu.

Di beberapa tempat terjadinya kerusuhan kelompok masyarakat Islam dari aliran sunni atau santri. Bagi golongan sunni, memandang Islam dalam keterkaitan dengan keanggotaan dalam umat, dengan demikian Islam adalah juga hukum dan politik di samping agama. Islam sebagai hubungan pribadi lebih dalam artian pemberlakuan hukum dan oleh sebab itu hubungan pribadi itu tidak boleh mengurangi solidaritas umat, sebagai masyarakat terbaik di hadapan Allah. Dan mereka masih berpikir tentang pembentukan negara dan masyarakat Islam di Indonesia. Kelompok ini begitu agresif, kurang toleran dan terkadang fanatik dan malah menganut garis keras.


B. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama

Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.

Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.

Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.

C. Perbedaan Tingkat Kebudayaan

Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern.

Tempat-tempat terjadinya konflik antar kelompok masyarakat agama Islam - Kristen beberapa waktu yang lalu, nampak perbedaan antara dua kelompok yang konflik itu. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional: sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah.

Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia.

D. Masalah Mayoritas dan Minoritas Golongan Agama

Fenomena konflik sosial mempunyai aneka penyebab. Tetapi dalam masyarakat agama pluralitas penyebab terdekat adalah masalah mayoritas dan minoritas golongan agama.

Di berbagai tempat terjadinya konflik, massa yang mengamuk adalah beragama Islam sebagai kelompok mayoritas; sedangkan kelompok yang ditekan dan mengalami kerugian fisik dan mental adalah orang Kristen yang minoritas di Indonesia. Sehingga nampak kelompok Islam yang mayoritas merasa berkuasa atas daerah yang didiami lebih dari kelompok minoritas yakni orang Kristen. Karena itu, di beberapa tempat orang Kristen sebagai kelompok minoritas sering mengalami kerugian fisik, seperti: pengrusakan dan pembakaran gedung-gedung ibadat.







Referensi            : http://alkitab.sabda.org/
                              http://ilmupengetahuanumum.com/



“TERIMA KASIH”

Komentar

Postingan Populer